
a. Syarat Tumbuh
- Curah hujan 600 - 1200 ml/bulan
- Suhu terbaik 15 - 30 oC
- Ketinggian tempat 0 s/d 1300 m dpl
- Jenis tanah yang cocok: tanah merah (Latosol), tanah liat berpasir (Grumoso) dan tanah endapan (Aluvial)
b. Persemaian
- Tanah diolah atau dibajak dan dibiarkan dalam kondisi macak-macak. Setelah 7 hari dilakukan pengolahan kedua sekaligus membersihkan lahan dari tanaman padi yang tumbuh liar dan gulma
- Dibuat bedengan dengan ketinggian 5 - 10 cm, lebar 110 cm dan panjang sesuai kebutuhan
- Tabur benih secara merata sebanyak 25 - 50 gram/m2. Sebelumnya direndam selama 24 jam kemudian diperam selama 24 jam
- Pupuk dengan Urea, SP36 dan KCL masing-masing 15 gram/m2
c. Pengolahan Lahan
- Tanah dibajak kemudian dibiarkan 1 - 2 minggu
- Tanah digaru untuk melumpurkan dan meratakan tanah
d. Penanaman
- Bibit yang ditanam berumur antara 15 - 21 hari. Jumlah bibit 2 - 3 batang per lubang
- Jarak tanam tergantung kondisi setempat, umumnya 20 x 20 cm; 25 x 25 cm; atau jajar legowo 2:1 ; 4:1
- Bibit ditanam dengan kedalaman 1 - 2 cm
- Penyulaman dilakukan pada 7 hari setelah tanam
e. Pemupukan
- Dosis pupuk per hektar secara umum adalah: N 90 - 120 kg, P2O5 60 kg, K2O 50 kg, atau berdasarkan teknologi Bagan Warna Daun (BWG) dan perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS)
- Pupuk dasar diberikan sebelum tanam atau pada saat tanam, dengan dosis 1/3 bagian N, P2O5dan K2O diberikan sekaligus
- Pupuk susulan pertama diberikan pada usia tanaman 2 minggu dengan dosis 1/3 bagian N
- Pupuk susulan kedua diberikan pada usia tanaman 2 minggu dengan dosis 1/3 bagian N
f. Pengairan
- Sejak tanam hingga satu minggu kemudian, air perlu tersedia cukup untuk mendukung pertumbuhan akar tanaman dan anakan baru
- Menjelang pemupukan dilakukan pengeriangan sampai keadaan macak-macak
- Fase primordia sampai fase bunting, lahan digenangi setinggi 5 cm untuk menekan pertumbuhan anakan baru
- Selama fase bunting sampai fase berbunga, secara priodik lahan diairi dan dikeringkan
- Pada fase pengisian biji, ketinggian air di pertahankan sekitar 3 cm. Setelah fase pengisian biji, lahan diairi dan dikeringkan secara bergantian
- Seminggu menjelang panen, lahan mulai dikeringkan agar proses pematangan biji lebih cepat dan lahan tidak becek saat panen
g. Penyiangan
- Penyiangan dilakukan paling sedikit 2 kali dengan menggunakan landak atau gasruk
- Penyiangan dilakukan menjelang pemupukan susulan pertama dan kedua
h. Pengendalian OPT
- Hama utama padi: Tikus Sawah, Wereng Coklat, Penggerek Batang Padi dan Keong Mas
- Penakit utama padi: Tungro dan Hawar Daun Bakteri
- Pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara hayati, biopestisida, fisik dan mekanis serta pestisida kimia sesuai dengan anjuran
i. Panen
- Waktu panen yang tepat adalah pada saat biji masak fisiologis, yaitu sekitar 90 - 95 % malai telah menguning
- Gunakan alat potong (sabit bergerigi) yang tajam untuk memperkecil tingkat kerontokan gabah saat panen
- Potong jerami sekitar 20- 25 cm diatas permukaan tanah, kemudian diletakkan dan ditumpukkan diatas alas terpal plastik atau goni bekas
- Padi yang sudah dipotong secepatnya dirontok menggunakan banting baertirai atau Power Tresher
0 komentar:
Posting Komentar