
a. Syarat Tumbuh
- Ketinggian tempat 100 - 1800 m dpl
- Curah hujan 85 - 200 mm/bulan
- Jenis tanah bertekstur lempung/liat (Latosol) berdebu
- pH > 5
b. Varietas anjuran
- Hibrida C1, Hibrida C2, Pioneer 1, Pioneer2, IPB 4, CPI-1, CPI-2, BISI-1, BISI-2, P-3, P-4, P-5 dan C-3
- Composite: Bogor Composite, Parikesit, Sadewa, Nakula, Pioneer, Kaliangga, Wiyasa, Arjna, Baster Kuning, Kania Putih, Metro, Harapan, Bima, Permadi, Semar 1 dan Semar 2.
c. Persiapan Benih
- Varietas unggul bersertifikat
- Benih yang dibutuhkan sebanyak 20 - 30 kg/ha
d. Pengolahan tanah
- Tanah diolah pada kondisi lembab
- Tanah yang sudah gembur cukup diolah secara minimum tilage
- Tahapan pengolahan tanah adalah sbb: - Bersihkan lahan dari sisa-sisa tanaman
- Cangkul tanah sedalam 15 - 20 cm, lalu balikkan dan ratakan
- Buat bedengan selebar 3 - 4 m panjang sesuai kondisi lahan
- Buat parit-parit disekeliling bedengan, dengan lebar 30 - 40 cm dan dalam 30 cm
- Beri kapur 300 kg/ha jika pH tanah < 5, dengan cara disebar pada barisan tanaman sebulan sebelum tanam
e. Cara penanaman
- Lubang tanam dibuat dengan alat tugal
- Kedalaman lubang tanam antara 3 - 5 cm
- Setiap lubang tanam diisi satu butir untuk hibrida, dan dua butir untuk composite
- Jarak tanam sekitar 75 x 25 cm (tergantung varietas)
f. Pemeliharaan tanaman
- Penyulaman dan penjarangan - Penyulaman dilakukan 7 -10 HST - Penjarangan atau seleksi dilakukan setiap waktu apabila terdapat tanaman yang tumbuh tidak normal
- Penyiangan dan pembubunan - Penyiangan dilakukan 2 kali umur 15 HST dan 30 HST
- Pembubunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan
g. Pemupukan
- Nitrogen (90 - 120 kg/ha), Phospat (45 - 60 kg/ha), Kalium (25 - 35 kg/ha) dan pupuk organik secukupnya
- Waktu pemupukan - Pupuk dasar diberikan menjelang tanam (1/3 bagian N, 1 bagian P dan 1 bagian K)
- Cara Pemupukan Pupuk diberikan dengan cara ditugal atau ditebar diantara larikan pada kedalaman 3 - 5 cm
- Pupuk susulan diberikan 30 HST (2/3 bagian N)
h. Pengairan
-
Pengairan dilakukan pada awal pertumbuhan dan tanaman menjelang berbungan
i. Pengendalian OPT
- OPT utama pada tanaman jagung adalah lalat bibit, ulat tanah, lundi, bulai, karat daun dan busuk tongkol
- Pengendalian OPT dilakukan dengan cara pengaturan pola tanam, pengolahan tanah yang baik, sanitasi kebun dan penggunaan pestisida (sebagai langkah terakhir
Panen dan Pasca Panen
a. Ciri dan umur anen
- Berumur 86 - 96 HST (tergantung varietas)
- Tongkol atau kelobot mulai kering
- Biji kering, keras, dan mengkilap dan jika ditekan tidak membekas
b. Cara Panen
- Sebelum panen dilakukan pengupasan kelobot untuk mempercepat pengeringan
- Panen dilakukan dengan cara memutar tongkol berikut dengan kelobotnya atau dengan mematahkan tangkai buah
- Biji kering, keras, dan mengkilap dan jika ditekan tidak membekas
c. Pasca Panen
- Pemipilan dilakukan secara manual atau dengan alat mekanik
- Pengeringan dilakukan dengan cara dijemur atau menggunakan mesin pengering (Silo) sampai kadar air berkisar 14 %
- Pembersihan dilakukan dengan cara ditampi atau diblower
- Pengepakan dan penyimpanan. Biji jagung yang sudah bersih dan kering dimasukkan kedalam karung dan disimpan pada tempat yang aman dan kering
0 komentar:
Posting Komentar